Pondok Pesantren Nurul Falah Assubuki

Kegiatan Pembiasaan Literasi dan Keagamaan (Sholat Duha) ini merupakan kegiatan yang di adakan setiap hari Minggu di MTs Nurul Falah Assubuki. Kegiatan Pembinaan Literasi ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan literasi para siswa khususnya dalam hal membaca. Karena dengan adanya kegiatan literasi ini, para siswa dapat terbiasa dan membiasakan membaca di kehidupan sehari-harinya. Selain daripada Literasi baca juga, kegiatan lain yang diadakan setiap hari Minggu juga adalah Pembinaan Keagamaan yaitu Shalat Dhuha, yang mana para siswa melakukan shalat dhuha bersama di tempat yang sama, yaitu di lapangan.

 Di Pondok Pesantren Nurul Falah Assubuki, Pentas Seni sudah menjadi agenda rutin ketika ada hari-hari besar seperti Hari Santri Nasional, dll. Pada Kesempatan ini, PP Nurul Falah Assubuki 1 mengadakan Pentas Seni dalam rangka menyambut dan memperkenalkan kepada Santri Baru. Pentas Seni ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas para santri serta melatih mental supaya dapat tampil di hadapan orang banyak. Dalam Pentas Seni ini, para santri menampilkan performa terbaik nya, biasanya penampilan ini ditampilkan antar kobong ataupun antar kelas.

 Tepat pada tanggal 8 Juli 2024 adalah hari kedatangan Santri Baru PP Nurul Falah Assubuki. Pada hari tersebut, beberapa kerabat bahkan teman dari santri, ikut dalam mengantarkannya ke Pondok Pesantren Nurul Falah Assubuki sehingga di Pondok Pesantren Nurul Falah Assubuki 1 terlihat sangat padat.  Selain dari itu, para santri lawas membantu membawa barang-barang yang dibawa oleh santri baru sehingga langsung dibawanya ke kamar (kobong) untuk di simpan di tempat yang sudah ditetapkan, dan menunjukan kamar yang akan ditempati oleh santri baru.  Wali santri diarahkan untuk soan kepada kyai (abi dan umi) untuk senantiasa menitipkan anaknya ke Pondok Pesantren Nurul Falah Assubuki. Hal ini juga sudah menjadi tradisi di kalangan Pondok Pesantren yang mana ketika anaknya masuk ke Pondok Pesantren maka sebagai Orang Tuanya harus ada tanda bahwa akan menitipkan anaknya kepada guru-guru/pengurus yang ada di Pondok Pesantren, dan ini juga merupakan adab/tatakrama kepada guru/kyai.